Rabu, 17 Desember 2014

Suka-suka : Spesifikasi Kata Jatuh dalam Bahasa Banjar

 
Spesifikasi Kata Jatuh dalam Bahasa Banjar


    Bahasa Banjar merupakan bahasa dari suku Banjar yang berasal di Kalimantan Selatan. Pengaruh bahasa Banjar berasal dari budaya melayu, sebagian dari suku pendatang seperti Jawa, Sunda, Madura, dan Bugis. Dalam hal ini, bahasa Banjar memiliki kata yang mirip dengan bahasa Indonesia. Tetapi ada juga untuk sebuah kata dalam makna banyak, bahasa Banjar pun memiliki kata dari bahasa Indonesia dengan arti yang beragam dan detail. Misalnya kata ‘jatuh’. Berikut spesifikasi makna jatuh dalam bahasa Banjar:

1.       Tajarungkup : jatuh tersandung seperti orang menangkap kodok

2.       Tatiharap : jatuh tertelungkup

3.       Tarabah : jatuh ke samping, biasanya pohon atau kendaraan

4.       Tadangsar : jatuh karena lantai licin/ada genangan

5.       Tahantak : jatuh dengan posisi pantat terlebih dulu

6.       Tekipai : jatuh ditiup angin

7.       Tasarudup : jatuh ke depan dengan kepala lebih dulu

8.       Tajuramba : jatuh ke depan karena tersandung

9.       Tajungkang : jatuh ke belakang

10.   Tatilambung : jatuh karena ditendang

11.   Takudadar : jatuh terseret

12.   Talingsir : jatuh terpeleset

13.   Tapulanting : jatuh sangat jauh dan melambung ke atas

14.   Tacalubuk : jatuh ke tempat becek atau lumpur

15.   Tacabur : jatuh ke air

16.   Tagulinding : jatuh berputar-putar
 
Selain itu, ada kata yang khusus dari bahasa Banjar yang artinya nyaris atau hampir jatuh yaitu, “maintil” dan jatuh benda posisi melengkung seperti peluru yaitu, “malacung”.


 Sumber : fanpage fb Bubuhan Banjar Balucuan dan diakuin.blogspot.com

Kamis, 04 Desember 2014

Kilas Materi : Ungkapan dan Peribahasa

UNGKAPAN DAN PERIBAHASA


Oleh : Miranda F., S.Pd.

A. UNGKAPAN

Ungkapan atau idiom adalah kata atau gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya (menyatakan makna khusus).

MACAM-MACAM UNGKAPAN
1. Ungkapan dengan bagian tubuh 
2. Ungkapan dengan indra
3. Ungkapan dengan nama warna 
4. Ungkapan dengan nama benda alam 
5. Ungkapan dengan nama binatang 
6. Ungkapan dengan bagian tumbuh-tumbuhan 
7. Ungkapan dengan kata bilangan         

1.      Ungkapan dengan bagian tubuh
      Contoh:
      a. Jeng Sri memang tinggi hati. (sombong)
      b. Karena ucapan orang itu, Waluyo naik darah.  (marah)
      c. Itulah akibatnya kalau menjadi anak yang berkepala batu. (tidak mau menurut)

2.      Ungkapan dengan indra
      Contoh:
      a. Hati-hati terhadap orang yang besar mulut itu. (suka membual)
      b. Merah telinganya ketika ia dituduh sebagai koruptor. (marah)
      c. Karena mata gelap, dia mengamuk di kantor. (hilang kesabaran)

3.      Ungkapan dengan nama warna
      Contoh:
      a. Lebih baik berputih tulang daripada hidup menanggung malu seperti ini. (mati)
      b. Ketika kutinggalkan dulu engkau masih merah, sekarang sudah seorang jejaka.  (masih bayi)
       c. Perjanjian itu haruslah dibuat hitam di atas putih supaya ada bukti.  (tertulis)

4.      Ungkapan dengan nama benda alam
      Contoh:
a. Selama pertandingan sepak bola itu, benar-benar dia menjadi bintang lapangan. (pemain yang baik)
b. Pidatonya digaraminya dengan lelucon sehingga menarik para pendengarnya. (dibumbui; dihiasi)
c.  Jangan lekas percaya akan kabar angin itu. (kabar yang belum pasti; desas-desus)

5.      Ungkapan dengan nama binatang
      Contoh:
a.Lagi-lagi aku yang dikambinghitamkan bila timbul keributan di kelas. (orang yang dipersalahkan)
b.Maaf, aku  tak sudi kaujadikan aku sebagai kuda tunggangmu. (kausuruh-suruh untuk kepentinganmu)
a.Dasar kau berotak udang, soal semudah ini saja kau tak mengerti. (bodoh)

6.      Ungkapan dengan bagian tumbuh-tumbuhan
       Contoh:
       a. Kalau rasa permusuhan itu tidak dicabut sampai akar-akarnya, hubungan kalian tak pernah baik.
     (dihilangkan benar-benar)
b. “Gema Tanah Air” sebuah bunga rampai yang disusun oleh H.B. Jassin. (buku yang berisi kumpulan karangan beberapa orang)
c.  Segala pekerjaannya hampir tak ada yang berbuah. (berhasil)

7.      Ungkapan dengan kata bilangan
Contoh:
a.      Kalau bekerja dengan setengah hati, hasilnya kurang memuaskan.  (tidak sungguh-sungguh)
b.      Janganlah seperti pepatah: Masuk tiga keluar empat. (pengeluaran lebih besar daripada penghasilan)
c.       Keduanya telah mengadakan pertemuan empat mata kemarin. (pertemuan rahasia)

B. PERIBAHASA

1)      Kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan maksud tertentu.
2)      ungkapan atau  kalimat-kalimat  ringkas, padat yang berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.

Jenis Peribahasa 
1. Pepatah 
2. Perumpamaan
3. Pemeo
4. Ungkapan


1.       Pepatah :  Jenis peribahasa yang berisi nasihat atau ajaran dari orang tua-tua.

Contoh:
a. Air tenang menghayutkan.  (orang pendiam, tetapi berilmu banyak)
b. Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah. ( dalam melakukan suatu pekerjaan hendaknya selalu berhati-hati)

2.       Perumpamaan
      Jenis peribahasa yang berisi perbandingan   yang menggunakan kata seperti, bagai, bak, laksana, dan lainnya.

Contoh:

a. Seperti pungguk merindukan bulan. (mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin tercapai)

b. Laksana burung dalam sangkar. (seseorang yang terikat oleh keadaan)


3.       Pemeo

       Jenis peribahasa yang biasanya digunakan untuk semboyan.

       Contoh:

       a. Esa hilang, dua terbilang. (terus berusaha hingga tercapai cita-cita)

       b. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. (seiya sekata atau bersatu padu)


4.   Ungkapan

       Gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya.

Contoh:

a.    Mereka sudah banyak makan garam dalam hal itu. (banyak pengalaman)

b.   Hati-hati terhadapnya, ia terkenal si panjang tangan. (suka mencuri)



Referensi : Kamus Ungkapan dan peribahasa
 



 

Setiap Perkataan adalah Doa

Setiap Perkataan adalah Doa 

Kita sering mendengar Kata orang “Mulutmu Harimaumu, yang akan menerkammu”. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:” Yang dikatakan muslim itu adalah manusia selamat dari bahaya lidah dan tangannya”. Imam Ali Radhiallahu’anhu berkata:”Hati yang jahat terletak pada mulutnya, dan mulut yang baik, terletak pada hatinya”. Terkadang kita sebagai manusia yang penuh dengan segala kekurangan dan kelebihan, akan selalu dihadapi dengan segala macam problematika kehidupan. 

Terkadang kita menghadapi berbagai benturan yang sama sekali kehadirannya tidak diundang dan tidak terbersit dalam pikiran kita, dimana segala yang terjadi diluar prediksi kita sebelumnya. Di saat kita sedang mengendarai motor, tiba-tiba ditengah jalan ada saja mobil yang menyerocos, hal ini akan menimbulkan rasa sakit dihati kita, maka seringnya terjadi keluar kata-kata yang kurang enak kedengaran sama sekali ditelinga siapa saja mendengarnya, cacian makian akan keluar dari mulut kita dari lidah kita.

 Ketika seorang ibu, melihat kenakalan anak-anaknya, tanpa disadari juga keluar kata-kata yang sama sekali seharusnya hal itu tidak pantas dikeluarkan dari mulut seorang ibu terhadap anaknya:” Anak sialan, anak kurang ajar, anak tak tau diuntung, dan sebagainya”, seorang ibu kurang menyadari akan sabda Rasulullah :” Kullu kalam addu’a, setiap perkataan itu adalah merupakan do’a”.

Disaat seorang istri atau suami merasa disakiti pasangannya, tanpa disadari akan keluar cacian makian, baik kepada pasangannya, ataupun musuhnya, semua itu keluar dengan perasaan emosi yang amat sangat, tanpa kita bisa menyadari, dan berusaha mencoba melatih diri kita untuk bisa menahan emosi, karena, Rasulullah bersabda : “ Bukanlah dikatakan berani bagi mereka yang dapat mengalahkan musuhnya, (yang bisa merasa memang atas sebuah pertikaian, perkelahian), yang dikatakan berani itu adalah mereka yang bisa menahan dirinya ketika dalam keadaan marah”. 

Kita jarang, atau kurang atau bahkan sama sekali tidak menyadari bahwa yang dikatakan sabar atas segala musibah adalah mereka yang bisa bersabar disaat menghadapi problema pertama sekali datang, bukan setelah itu. Hal ini dapat kita lihat dari sebuah hadits, dari cerita seorang ibu yang menghadapi musibah akan kematian keluarganya, saat itu Rasulullah memberikannya nasihat agar bersabar, apa kata perempuan itu pada Rasulullah, :” Anda tidak tau apa-apa”, setelah Rasulullah pergi, diberitahukanlah kepada perempuan itu bahwa yang menegurnya tadi adalah Rasulullah, dan ia datang kepada Rasulullah, apa jawab Rasulullah: ”Sesungguhnya dinamakan kesabaran itu adalah sabar ketika menghadapi goncangan yang pertama sekali.” wallahu'alam (dikutip dari berbagai sumber)

Suka-suka : Tanaman Pantang Menyerah

Foto-foto Tanaman Tak Mau Menyerah

Kita mungkin bisa belajar dari para tumbuhan ini. Meski dalam keadaan sulit dan sempit, tumbuhan ini tetap berusaha untuk hidup dan terus tumbuh. Tumbuhan dalam foto-foto berikut ini berusaha dan berhasil tumbuh di sela-sela beton, paving, aspal bahkan diantara besi.
Berikut adalah foto-foto tumbuhan yang tetap tumbuh dalam kondisi terburuk mereka.











Sumber : uniqpost.com dan boredpanda.com

Kilas Materi : Contoh Laporan kegiatan



LAPORAN KEGIATAN


KEMAH KONSERVASI ALAM YANG DI ADAKAN
DI BUMI PERKEMAHAN CITALAHAB
TAHUN 2010




























Di susun oleh :
GASPALA




SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI ( SMAN) I CIKIDANG
CIKIDANG – SUKABUMI
2010

BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman dan tekhnologi yang semakin berkembang pesat, dan taraf hidup masyarakat yang semakin meningkat serta pola fikir yang semakin berkembang dapat kita rasakan dampak yang di timbulkan. Dampak positif yang kita rasakan dari perkembangan tersebut yaitu adanya moderenisasi dimana kita di beri kemudahan dalam segala hal, baik di bidang barang dan jasa, serta sumber daya manusia yang semakin berkualitas, selain dari dampak positif yang di timbulkan, moderenisasi juga berdampak negatif, seperti global warming (pemanasan global) yang di sebabkan dari limbah kimia dan polusi udara yang di timbulkan dari industri pabrik, dan kerusakan lingkungan yang di sebabkan oleh ulah manusia seperti illegal logging (penebangan liar), polusi yang disebabkan dari kendaraan bermotor.
Dari berbagai hal diatas kita dapat merasakan dampak nyata dari kerusakan lingkungan yang terjadi, banyak terjadi bencana alam yang tidak dapat diprediksi oleh manusia sehingga banyak korban berjatuhan dari bencana tersebut. Berangkat dari hal tersebut kami GASPALA  tergugah dan berinisiatif untuk melaksanakan kegiatan pendidikan lingkungan.
Tujuan dari pendidikan lingkungan tersebut supaya kami paham betapa pentingnya peranan alam bagi kelangsungan hidup manusia. Selain itu kegiatan tersebut juga dalam rangka ulang tahun GASPALA serta mengisi liburan yang bersifat mendidik.

1.2            Tujuan
Tujuan dari kegitan Kemah Konservasi Alam yang Diadakan di Bumi Perkemahan Citalahab tahun 2010 ini untuk :
1.      Memberikan gambaran kepada peserta betapa pentingnya menjaga kelestarian alam
2.      Melaksanakan pendidikan lingkungan dan bagaimana cara menjaga lingkungan tersebut tetap lestari
3.      Memberikan motovasi dan menanamkan rasa cinta terhadap lngkungan tempat tinggal.

1.3            Sasaran

Yang menjadi sasaran dalam kegiatan Kemah Konservasi Alam yang Diadakan di Bumi Perkemahan Citalahab tahun 2010 ini ditujukan bagi semua peserta kegiatan yaitu semua anggota GASPALA baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif di sekolah.

1.4            Hasil yang di harapkan

Dari pelaksanaan Kemah Konservasi Alam yang Diadakan di Bumi Perkemahan Citalahab tahun 2010 ini diharapkan:
1.      Peserta dapat lebih memahami betapa pentingnya menjaga kelestarian alam
2.      Peserta mendapatkan pendidikan lingkungan dan mampu menerapkan terhadap kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar
3.      Peserta dapat termotivasi dalam menanamkan rasa cinta dan rasa memiliki terhadap lingkungan.















BAB II
PELAKSANAAN

2.1            Waktu Pelaksanaan.

Kegiatan Kemah Konservasi Alam yang Diadakan di Bumi Perkemahan Citalahab tahun 2010 ini dilaksanakan pada tanggal 25-27 Desember 2010.

2.2            Strategi Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan dengan pola komunkasi secara tertulis, yaitu dengan memetakan, merencanakan, dan menyusun elemen-elemen yang dibutuhkan dalam merencanakan dan mendukung kegiatan Kemah Konservasi Alam yang Diadakan di Bumi Perkemahan Citalahab tahun 2010. Dalam memetakan dan merencanakan melalui beberapa tahap, yaitu wawancara dengan guide penelitian dari kader Taman Nasional Gunung Halimun – Salak (TNGHS), serta kegiatan penelitian secara langsung yang di pandu oleh kader dari TNGHS tentang populasi tumbuhan seperti jenis-jenis pohon, jamur, lumut, dan tanaman obat-obatan, adapun penelitian mengenai jenis-jenis satwa tertuju pada elang jawa, macan tutul, dan surili.
Selain itu, data yang diperoleh dari kegiatan Kemah Konservasi Alam yang Diadakan di Bumi Perkemahan Citalahab tahun 2010 juga di analisa dan di fasilitasi oleh Taman Nasional Gunung Halimun – Salak (TNGHS). Oleh sebab itu, data yang telah di rencanakan dan disusun merupakan hasil penelitian dan wawancara dari kader TNGHS.
Proses penyusunan laporan tentang kegiatan Kemah Konservasi Alam yang Diadakan di Bumi Perkemahan Citalahab tahun 2010 melalui beberapa tahap diantaranya: pengumpulan data, pengolahan, dan penyajian data. Pada kegiatan ini dilakukan juga penelitian secara langsung terkait upaya konservasi alam.




BAB III
HASIL KEGIATAN

3.1            Hasil yang dicapai
3.1.1        Informasi Umum

Taman Nasional Gunung Halimun Salak ( TGHS ) merupakan salah satu taman nasional yang sebagian besar kawasannya berupa ekosistem hutan hujan tropis pengunungan. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 175/ Kpts – II / 2003, luas kawasannya113.357 Ha dan terletak di provinsi jawa barat dan banten meliputi kabupaten sukabumi, bogor dan lebak, “ Halimun” berasal dari bahasa sunda yang dalam bahasa indonesia berarti kabut.
Ekosistem TNGHS berperan penting dalam kehidupan, antara lain sebagai pengatur tata air dan iuklim mikro, konservasi kehidupan liar, tempat penelitian, pendidikan lingkungan, kegiatan ekowisata dan pelestarian budaya setempat. Hutan TNGHS ini juga merupakan sumber air bagi masyarakat di sekitarnya termasuk kota- kota besar seperti bogor, sukabumi, tangerang, rangkasbitung dan Jakarta.

3.1.2        Tumbuhan Di Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Diperkirakan lebih dari a1.000 jenis tumbuhan terdapat dikawasan TNGHS. Berdasarkan ketinggiannya di atas permukaan laut ( Dpl ), ekosistem hutan pengunungan dapat diklarifikasikan dalam tiga zona, yaitu :
1.      Zona colline, pada ketinggian 500 – 1000 m dpl, didominasi oleh pohon Rasamala (altingia excelsa) yang diameternya mencapai 1,5 meter.
2.      Zona sub-montana, pada ketinggian 1000 – 1500 m dpl, di dominasi oleh pohon puspa (schima walichii) dan beberapa jenis tanaman fagaceae.
3.      Zona montana, pada ketinggian 1500-2211 m dpl, di dominasi oleh fagaceae, antara lain: Castanopsis spp., Lithocarpus spp., dan Quercus spp. Kantung semar (Nepenthes spp.) dan parahlar (depterocharpus hasseltii) merupakan jenis tumbuhan unik dan langka yang terdapat TNGHS. Khusus di gunung salak juga terdapat vegetasi kawah.
Selain itu juga tercatat anggrek (258 jenis), bambu (12 jenis), rotan (13 jenis), dan berbgai jenis tanaman pangan, hias dan tanaman obat.

3.1.3        Satwa Di Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Satwa yang hidup di TNGHS sangat beragam dan beberapa jenis diantaranya adalah jenis langka dan dilindungi. Beberapa jenis mamalia yang terancam punah antara lain : Macan tutul jawa (panthera pardus melas), Kucing hutan (prionailurus bengalensis), Surili (presbytis comata), Lutung (trachypithecus auratus), Ajag (cuonalphinus), dan Sigung (mydaus javanensis). TNGHS juga menjadi habitat yang baik bagi populasi primata langka dan endemik pulau jawa (hylobates moloch) yang suaranya sering terdengar bersahut-sahutan di pagi dan sore hari. untuk mengamati owa jawa, beberapa tempat yang dianjurkan dikunjungi adalah cikaniki, gunung botol, gunung andan, atau gunung panenjoan.
Kawasan TNGHS juga merupakan surga bagi berbagai jenis serangga yang unik dan indah seperti kupu-kupu dan kumbang. Selain itu juga tercatat 244 jenis burung di kawasan ini dan 32 diantaranya adalah endemik ppulau jawa, seperti elang jawa (spizaetus bartelsi), Ciung – mungkal jawa (cochoa azurea), Celepuk jawa (otus angelinae), dan lutung gunung (reinwardtii) yang merupakan jenis langka dan terancam punah.


3.1.4        Stasiun Penelitian Cikanki

Stasiun penelitian Cikaniki dibangun untuk mendukung kegiatan penelitian di TNGHS dan juga digunakan untuk kegiatan ekowisata. Peneliti atau pengunung di Cikaniki dapat menginap di wisma. Wisma ini mempunyai 5 kamar yang masing-masing berkapasitas 4 orang.


3.1.5        Jembatan Kanopi

Jembatan kanopi (Canopy Trail) terletak sekidar 200 m dari Stasiun penelitian Cikaniki. Canopy trail ini terdiri dari 5 jembatan yang digantung diantara tajuk pepohonan, dengan panjang sekitar 100 m, dan tinggi 25-30 m. Selain digunakan sebagai sarana penelitian, jembatan ini juga di manfaatkan untuk wisata alam.

3.1.6        Pesona Cikaniki – Citalahab

Saat ini, salah satu tempat yang dapat di kunjungi adalah Cikaniki – Citalahab dikembangkan untuk mendulung kegiatan penelitian, pendidikan dan ekowisata. Pengunjung dapat menukmati kegiatan alam bebas, misalnya berkemah, lintas alam, fotografi, atau pengamatan burung. Perkebunan Teh Nirmala, Pabrik Teh, dan tempat pembuatan Gula Aren juga dapat dikunjungi. Dikawasan ini juga terdapat air terjun yang indah, antara lain : Curug Macan dan Curug Piit.

3.1.7        Buper dan Wisma Tamu Citalahab

Bumi Perkemahan Citalahab terletak sekitar 2 km dari Stasiun Penelitian Cikaniki dan telah di lengkapi kamar mandi.tidak jauh dari Bumi Perkemahan erdapat Wisma Tamu Citalahab yang terdiri dari 6 kamar, masing-masing berkapsitas 3 orang. Wisma ini dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat Warga Saluyu. Selain Wisma Tamu, pengunjung juga dapat menyewa kamar di rumah masyarakat (homestay) untuk lebih mengenal budaya setempat.

3.1.8        Jalur Pengamatan

Jalur pengamatan  ( Loop Trail)  yang  panjangnya 3,8 km ini merupakan jalan setapak yang sudah dilengkapi oleh pal HM ( Hekto Meter), papan petunjuk dan Shelter. Kegiatan interpretasi dapat lebih dekat mengenal hutan dan alam Cikaniki-Citalahab.

3.2            Kendala yang dihadapi

Adapun kendala yang di hadapi :
a.       Cuaca yang kurang mendukung di karenakan bertepatan dengan musim penghujan sehingga menghambat kegiatan yang sudah di rencanakan.
b.      Jalan yang cukup terjal karena kondisi geografis yang berbukit dan curam sedikit menghambat perjalanan kami saat melakukan penelitian tumbuhan dan satwa. Di tambah lagi ada diantara peserta ada yang di hisap pacet.
c.       Suhu yang dingin mengakibatkan sebagian peserta mengalami demam karena peserta masih pemula.

3.3            Tindak Lanjut Kegiatan

Upaya pengawasan dan evaluasi dilakukan dengan melakukan pendampingan kepada para peserta oleh pihak Taman Nasional Gunung Halimun – Salak (TNGHS). Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung program kegiatan yang telah direncanakan.
Selain itu, perlu adanya bimbingan yang berkesinambungan untuk meningkatkan pengetahuan para peserta. Sebagai wujud keseriusan para peserta dalam melaksanakan tugas yang telah direncanakan.

















BAB IV
ANGGARAN

4.1            Pemasukan

a.       Iuran peserta Rp 40.000 x 29 orang               = Rp 1.160.000,-
b.      Iuran  Senior                                                   = Rp    320.000,-
c.       Kas                                                                  = Rp      80.000,-
Jumlah                                                                       = Rp 1.560.000,-                                                                    
4.2            Pengeluaran
a.       Transportasi                                                   = Rp    800.000,-
b.      Simaksi Rp 1.250 x 32 orang                          = Rp      40.000,-
c.       Penayangan film TNGHS                                           = Rp      50.000,-
d.      Guide Rp 75.000 x 2 orang                             = Rp    150.000,-
e.       Sewa Tempat Rp 20.000 x 9 tenda                 = Rp    180.000,-
f.        Konsumsi                                                                    = Rp    180.000,-
g.       P3K                                                                = Rp    120.000,-
h.       Dokumentasi                                                   = Rp      40.000,-
Jumlah                                                                       = Rp 1.560.000,-

4.3            Rekapitulasi
a.       Pemasukan                                                     = Rp 1.560.000,-
b.      Pengeluaran                                                    = Rp 1.560.000,-
Saldo                                                                     = Rp              0,-






BAB V
KEPANITIAAN

Ketua                                       :           Eeng Suherman
Wakil Ketua                             :           Dede Suryana
Bendahara                              :           -  Intan Purnama Alam
-   Fery Irawan
Sekretaris                                :           -  Dewi Anisa Nolis
-      Taufik Abu Bakar
Seksi Event Organizer             :           -  Ujang Suhandi
-     Sutandi
-     Firmansyah Nurul Anwar
Seksi Perlengkapan                 :           -  Hada Rustandar
-     Rian
-     Andi Riana
Seksi P3K                                :           Tri Ramdani
Seksi Dokumentasi                  :           Yadih Sutisna
Seksi Keamanan                      :           -  Indra Gunawan
-     Indra Lesmana
-     Nopi zakaria
-     Yusup Supriadi
-     Abdul Rahman









BAB VI
PENUTUP

6.1            Kesimpulan

Terdapat bebarapa hal yang dapat disimpulkan dalam kegiatan ini,  banyak ilmu dan hikmah yang didapat oleh para peserta, peserta diharapkan lebih memahami fungsi dari alam dan lingkungan serta peserta dapat menerapkan apa yang telah diperoleh selama kegiatan dalam kehidupan sehari – hari terutama di lingkungan tempat tinggalnya, dan dapat memotivasi terhadap orang lain yang belum menyadari betapa pentingnya lingkungan terhadap kelangsungan hidup manusia.
Tak bisa dibayangkan jika manusia sudah lupa akan sang pencipta yang telah menciptakan alam beserta isinya, yang bertujuan untuk diambil manfaatnya oleh manusia dengan konsekuensi kita harus menjaganya supaya tetap lestari dan mensyukurinya.

6.2            Saran

Dalam mewujudkan tercapainya tujuan dari kegiatan Kemah Konservasi Alam yang Diadakan di Bumi Perkemahan Citalahab tahun 2010 maka perlu di lakukan langkah-sebagai berikut :
a.       Perlu adanya dukungan dari berbagi pihak terkait tentang konservasi alam
Perlu adanya keseriusan dan kerjasama para peserta.







LAMPIRAN I
JADWAL KEGIATAN
No
Hari
Kegiatan
Waktu
1
Sabtu
Berangkat dari SMAN I CIKIDANG
10.00
Tiba di kantor TNGHS-kabandungan
11.00
Menyaksikan penayangan TNGHS
11.30
Berangkat menuju BUPER Citalahab
11.45
Tiba di BUPER Citalahab
14.30
Mendirikan tenda
15.00
ISOMA
15.30
Pembukaan Kegiatan oleh pembina
19.00
Pangwanoh
20.00
Pengukuhan anggota baru dan pengurus
21.00
Jalan-jalan ke Taman Impian
22.00
2
Minggu
Bangun pagi, shalat shubuh dan sarapan
04.00
Konservasi Alam
08.00
ISOMA
12.00
Refreshing ke Curug Macan
13.00
Pemantauan Elang Jawa
14.00
ISOMA
15.30
Relung Senja
19.00
Jalan-jalan ke Taman Impian
21.00
3
Senin
Bangun,shalat dan sarapan
04.00
Fun game
07.00
Ramah tamah
08.00
Bongkar tenda dan packing
10.00
Shalat dan makan
12.00
Persiapan pulang
12.30










Lampiran II
Daftar Nama Peserta Kegiatan
No
Nama
Angkatan
1
Eeng Suherman
I
2
Dede Suryana
I
3
Sutandi
II
4
Hada Rustandar
II
5
Dewi Anisa Nolis
II
6
Ujang Suhandi
II
7
Indra Gunawan
III
8
Yadih Sutisna
IV
9
Indra Lesmana
IV
10
Intan Purnama Alam
VI
11
Andi
VI
12
Novi Zakaria
VI
13
Taufik Abu Bakar
VII
14
Tri Ramdani
VII
15
Yusuf
VII
16
Abdurrahman
VII
17
Rian
VII
18
Feri Irawan
VII
19
Lusi Susanti
VIII
20
D. Nurma
VIII
21
Laras
VIII
22
Pepi Kurnia
VIII
23
Ayu
VIII
24
Yuhaemi
VIII
25
Lela Nurlela
VIII
26
Hatifah
VIII
27
Maya Astri
VIII
28
Sinta Lestari
VIII
29
Reynaldi
VIII
30
Rizki Gumilar
VIII
31
Asep Saepul Bambang
VIII
32
Saepul Malik
VIII
33
Deden
VIII
34
Dimas
VIII
35
Ilham
VIII



Lampiran III

BIODATA GUIDE

Nama                          : Ade Suryadi
Pekerjaan                    : Guide / kader TNGHS
Usia                             : 33 tahun
Tempat tinggal            : Citalahab



Nama                          : Odih
Pekerjaan                    : Guide / kader TNGHS
Usia                             : 42 tahun
Tempat tinggal            : Pelabuhan Ratu

Nama                          : Ahmad Munawar Sidik, S.Pd.I
Pekerjaan                    : Guide / kader TNGHS, Tenaga pengajar
Usia                             : 37 tahun
Tempat tinggal            : Cibatu - Cikidang


Sumber: www.gaspala-smancik.blogspot.com